Rabu, 01 Juni 2016

" Sejarah dan Perkembangan Bidan di Luar Negri (Belanda) "




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu – ibu yang melahirkan, serta memiliki tugas yang sangat mulia dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu – ibu  dalam melahirkan sampai sang ibu mampu merawat bayinya dengan baik.
Penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan Ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Sejarah Perkembangan Kebidanan di Belanda
            Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan kematian. Pemerintah mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih apakah ia mau melahirkan dirumah atau di rumah sakit, hidup atau mati. Skrening yang berkesinambungan dan seleksi ibu hamil, serta bekerja dalam kelompoknya wanita sehat untuk mempertahankan status kesehatannya. Hal ini menyebabkan angka kelahiran tetap baik, bukan hanya karena penurunan persentase kelahiran di rumah saja tetapi didukung oleh skrening masalah pada wanita dan angka kejadian persalinan induksi dan operatif rendah. Inilah yang menjadi kekuatan ari sistem kebidanan Belanda.

a.  Tahun 1980-an
Pada masa ini merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat militan, karena harus mempertahankan persalinan di rumah. Bidan – bidan banyak menghasilkan buku – buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan – bidan ingin mengubah image “ pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu keterampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan mutu keterampilan dan pendapatannya dan memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan.
Masa ini, The Active Birth berpindah di United Kingdom (UK) dan Michael Odent membantu memberikan ide dan bekerjasama dengan bidan, sehingga bidan dapat menunjukkan aspirasinya. Salah satu aspirasi bidan adalah posisi menolong persalinan dari posisi tidur menjadi posisi duduk. Selain itu, diperlukan sebuah penelitian besar untuk mendukung praktek kebidanan. Selama ini, penelitian banyak dilakukan oleh dokter obstetri saja, karena 100% persalinan dilakukan di rumah sakit. Umumnya penelitian yang dilakukan merujuk terhadap berbahayanya persalinan dirumah.

b.      Tahun 1990-an
            Pada masa ini merupakan masa pencerahan bagi profesi bidan dan membawa cara berfikir yang baru. Penelitian menunjukkan bahwa kelahiran dirumah sakit sangat rendah kualitasnya, oleh karena kelahiran di rumah sakit menunjukkan angka kematian perinatal yang sangat tinggi. Data- data nasional menunjukkan fakta yang merupakan pengumpulan data selama 15 tahun terakhir yang tidak dapat dipungkiri badan pengawasan berupa komitedokter obstetridan komite bidan. Pada masa ini, kelahiran dirumah sakit mengalami penghentian.
            Masa ini, angka persalinan di rumah sakit meningkat kembali,tetapi persalinan yang ditolong oleh bidan mengalami penurunan, penurunan pertolongan kelahiran oleh bidan mendapat kompetisei dengan dokter umum (general practisionaire). Pertolongan persalinan di rumah yang ditolong oleh dokter umum sekitar 17-19%, sedangkan persalinan yang ditolong bidan pada awal 1990-an hanya sekitar 6%. Keuntungan bagi para bidan, saat ini pemerintah lebih mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang diberikan oleh dokter umum. Hal ini tampak pada pemberian pendapat yang lebih tinggi pada bidan yang melakukan pelayanan dibandingkan pada dokter umu, dan adanya kebijakan bila dokter umum melakukan pertolongan sendiri maka jasa akan dibayar penuh oleh ibu ( tidak ditanggung pemerintah). Dampak keputusan pemerintah ini menyebabkan peningkatan pertolongan persalinan dirumah oleh bidan. Tahun 1993, pengakuan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun inimenjamin masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.
            Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984, menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal, harus selalu dipantau dan mereka bebas memilih untuk tetap dirumah atau di rumah sakit, dimana bidan yang sama yang akan memantau kehamilannya.
            Astrid Limburg mengatakan, Seorang perawat yang baik tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat di didik untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita.
            Maria De Broer yang mengatajan bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan dengan keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri.

B.       Pendidikan Kebidanan di Belanda
             Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi pada pasien begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan memberikan asuhan pada ibu saat persalinan. Jadi pada praktiknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri. Bidan harus menjadi role model di masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal. Sehingga apabila seorang perempuan merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan diri ke bidan atau dianjur oleh keluarga, teman, atau siapapun.
            Pendidikan kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan berkembang menjadi profesi yang berbeda. Di belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima 66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir setiap tahun 800 calon mahasiswa (95% wanita, 5% pria) yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti usia minimum 19 tahun, telah menamatkan Secondary Education atau yang sederajat dari jurusan kimia dan biologi. Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan.
            Selama pendidikan di ketiga institusi menekankan bahwa kehamilan, persalinan dan nifas adalah proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktek dikamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan. persalinan walaupun sudah di rumah sakit , seperti dirumah, tidak ada dokter yang siap menolong dan tidak terdapat Cardiograph. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah terpelajari
Bila ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsul tadi ahli kebidanan dan seperti dirumah, wanita dikirim ruang bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercantum nilai ujian

C.  Pelayanan – pelayanan yang Dilaksanakan oleh Belanda, yaitu :

a.       Pelayanan Antenatal
             Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri dari pada perawat.  Bidan mempunyai izin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal, intrapertum,dan postnatal tanpa ahli kandungan yang menyertai mereka berada dilembaga audit kesehatan. Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi atau kasus patologi ke ahli kebidanan untuk dirawat dengan baik.
             Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan serta untuk mengingatkan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan  dibentuk daftar indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda.
b.      Pelayanan Intrapartu
             Pelayanan intrapartu dimulai dari waktu bidan sampai satujam setelah lahirnya placenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diizinkaan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit  luka perenium atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke ahli kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika adaindikasi. Kebanyakan kala III dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.
c.  Pelayanan Postpartum
Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah postpartum. Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun

D.       Penelitian tentang Peran, Wewenang, Fungsi, Pendidikan di Jepang
Penelitian tentang Peran, Wewenang, Fungsi, Pendidikan di Belanda secara khusus tidak ditemukan referensi yang membahas tentang penelitian tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian penulis dalam mempublikasikan hasil penelitian tersebut atau kurangnya pengetahuan tentang teknologi untuk mempublikasikan hasil penelitian tersebut. Namun bukan berarti di Belanda tidak ada penelitian tentang peran, wewenang, fungsi, pendidikan bidan.

E.     DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono Dr. 1999. Ilmi Kebidanan. Jakarta; YBP-SP
Zr. S. Ibrahim, Kristian Dra. 1989. Perawat Kebidanan. Jakarta; Batara
Sari. Ruri Narulita SST. 2011. Konsep Kebidanan. Madiun. Graha Ilmu



BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni:
            1. Sejarah perkembangan kebidanan di Belanda
a. Tahun 1980-an, bidan-bidan banyak menghasilkan buku-buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan-bidan ingin mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu ketrampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan.
b.   Tahun 1990-an, pengakuan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun ini menjamin masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.
            2.  Pendidikan  kebidanan
        Di Belanda ada 3 institusi kebidanan, Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercantum nilai ujian.
3.  Pelayanan kebidanan meliputi: pelayanan atenatal, intrapartum, dan postpartum.

B.       KOMENTAR
Perkembangan bidan di Belanda terjadi cukup pesat dan cepat. Hal ini dikarenakan dukungan pemerintah Belanda sangat berperan dan ditambah dengan perkembangan IPTEK di Belanda lebih unggul jika dibandingkan dengan Indonesia. Selain itu tidak hanya bidan yang peduli pada kesehatan wanita baik wanita hamil ataupun tidak akan tetapi perhatian pemerintah juga sangat berperan di Belanda ini, Sehingga pelayanan kesehatan oleh bidan di Belanda lebih baik jika dibandingkan dengan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar