BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah
menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak
adanya peradaban umat manusia.
Bidan
lahir sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu – ibu
yang melahirkan, serta memiliki tugas yang sangat mulia dalam upaya memberikan
semangat dan membesarkan hati ibu – ibu
dalam melahirkan sampai sang ibu mampu merawat bayinya dengan baik.
Penting
bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan
kesehatan Ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti
perkembangan IPTEK dan bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Perkembangan Kebidanan di Belanda
Seiring dengan meningkatnya
perhatian pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan kematian. Pemerintah
mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih apakah ia
mau melahirkan dirumah atau di rumah sakit, hidup atau mati. Skrening yang
berkesinambungan dan seleksi ibu hamil, serta bekerja dalam kelompoknya wanita
sehat untuk mempertahankan status kesehatannya. Hal ini menyebabkan angka
kelahiran tetap baik, bukan hanya karena penurunan persentase kelahiran di
rumah saja tetapi didukung oleh skrening masalah pada wanita dan angka kejadian
persalinan induksi dan operatif rendah. Inilah yang menjadi kekuatan ari sistem
kebidanan Belanda.
a. Tahun
1980-an
Pada masa ini merupakan masa
kebangkitan bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat militan, karena harus
mempertahankan persalinan di rumah. Bidan – bidan banyak menghasilkan buku –
buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan – bidan ingin mengubah
image “ pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu keterampilan dan
pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah
area politik untuk meningkatkan mutu keterampilan dan pendapatannya dan
memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan.
Masa ini, The Active Birth
berpindah di United Kingdom (UK) dan Michael Odent membantu memberikan ide dan
bekerjasama dengan bidan, sehingga bidan dapat menunjukkan aspirasinya. Salah
satu aspirasi bidan adalah posisi menolong persalinan dari posisi tidur menjadi
posisi duduk. Selain itu, diperlukan sebuah penelitian besar untuk mendukung
praktek kebidanan. Selama ini, penelitian banyak dilakukan oleh dokter obstetri
saja, karena 100% persalinan dilakukan di rumah sakit. Umumnya penelitian yang
dilakukan merujuk terhadap berbahayanya persalinan dirumah.
b.
Tahun 1990-an
Pada masa ini merupakan masa pencerahan bagi profesi
bidan dan membawa cara berfikir yang baru. Penelitian menunjukkan bahwa
kelahiran dirumah sakit sangat rendah kualitasnya, oleh karena kelahiran di
rumah sakit menunjukkan angka kematian perinatal yang sangat tinggi. Data- data
nasional menunjukkan fakta yang merupakan pengumpulan data selama 15 tahun
terakhir yang tidak dapat dipungkiri badan pengawasan berupa komitedokter
obstetridan komite bidan. Pada masa ini, kelahiran dirumah sakit mengalami
penghentian.
Masa ini, angka persalinan di rumah sakit meningkat
kembali,tetapi persalinan yang ditolong oleh bidan mengalami penurunan,
penurunan pertolongan kelahiran oleh bidan mendapat kompetisei dengan dokter
umum (general practisionaire). Pertolongan persalinan di rumah yang ditolong
oleh dokter umum sekitar 17-19%, sedangkan persalinan yang ditolong bidan pada
awal 1990-an hanya sekitar 6%. Keuntungan bagi para bidan, saat ini pemerintah
lebih mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang
diberikan oleh dokter umum. Hal ini tampak pada pemberian pendapat yang lebih
tinggi pada bidan yang melakukan pelayanan dibandingkan pada dokter umu, dan
adanya kebijakan bila dokter umum melakukan pertolongan sendiri maka jasa akan
dibayar penuh oleh ibu ( tidak ditanggung pemerintah). Dampak keputusan
pemerintah ini menyebabkan peningkatan pertolongan persalinan dirumah oleh
bidan. Tahun 1993, pengakuan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan
peraturan yang ditetapkan sejak tahun inimenjamin masyarakat miskin untuk
mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.
Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di
Toronto tahun 1984, menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal, harus
selalu dipantau dan mereka bebas memilih untuk tetap dirumah atau di rumah
sakit, dimana bidan yang sama yang akan memantau kehamilannya.
Astrid Limburg mengatakan, Seorang perawat yang baik
tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat di didik untuk
merawat orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita.
Maria De Broer yang mengatajan bahwa kebidanan tidak memiliki
hubungan dengan keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri.
B.
Pendidikan
Kebidanan di Belanda
Pendidikan kebidanan di Amsterdam
memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi pada pasien begitulah kita
harus mengadakan pendekatan dan memberikan asuhan pada ibu saat persalinan.
Jadi pada praktiknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong
ibu untuk menolong dirinya sendiri. Bidan harus menjadi role model di
masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal. Sehingga
apabila seorang perempuan merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan
diri ke bidan atau dianjur oleh keluarga, teman, atau siapapun.
Pendidikan
kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan berkembang
menjadi profesi yang berbeda. Di belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima
66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir setiap tahun 800 calon mahasiswa (95%
wanita, 5% pria) yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti usia minimum 19
tahun, telah menamatkan Secondary Education atau yang sederajat dari jurusan
kimia dan biologi. Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar
biaya pendidikan.
Selama
pendidikan di ketiga institusi menekankan bahwa kehamilan, persalinan dan nifas
adalah proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk
praktek dikamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan.
persalinan walaupun sudah di rumah sakit , seperti dirumah, tidak ada dokter
yang siap menolong dan tidak terdapat Cardiograph. Mahasiswa akan teruju
keterampilan kebidanan yang telah terpelajari
Bila ada masalah, mahasiswa baru akan
berkonsul tadi ahli kebidanan dan seperti dirumah, wanita dikirim ruang
bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40
persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima
ijazah yang didalamnya tercantum nilai ujian
C. Pelayanan – pelayanan yang Dilaksanakan
oleh Belanda, yaitu :
a.
Pelayanan Antenatal
Bidan
menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri dari pada perawat. Bidan mempunyai izin resmi untuk praktek dan
menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal,
intrapertum,dan postnatal tanpa ahli kandungan yang menyertai mereka berada
dilembaga audit kesehatan. Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi atau
kasus patologi ke ahli kebidanan untuk dirawat dengan baik.
Untuk
memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan serta untuk mengingatkan
kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan
dibentuk daftar indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan
pelayanan maternal di Belanda.
b. Pelayanan
Intrapartu
Pelayanan intrapartu dimulai dari
waktu bidan sampai satujam setelah lahirnya placenta dan membrannya. Bidan
mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diizinkaan
menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perenium atau episiotomi, untuk luka
yang parah dirujuk ke ahli kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika
adaindikasi. Kebanyakan kala III dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak
digunakan dalam persalinan.
c.
Pelayanan Postpartum
Di
Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah
postpartum. Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh
bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community
– normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu
dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan
memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang
menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan
bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun
D. Penelitian tentang Peran, Wewenang, Fungsi,
Pendidikan di Jepang
Penelitian tentang Peran, Wewenang,
Fungsi, Pendidikan di Belanda secara khusus tidak ditemukan referensi yang
membahas tentang penelitian tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
ketelitian penulis dalam mempublikasikan hasil penelitian tersebut atau
kurangnya pengetahuan tentang teknologi untuk mempublikasikan hasil penelitian
tersebut. Namun bukan berarti di Belanda tidak ada penelitian tentang peran,
wewenang, fungsi, pendidikan bidan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono Dr. 1999. Ilmi Kebidanan. Jakarta; YBP-SP
Zr. S. Ibrahim, Kristian Dra. 1989. Perawat Kebidanan. Jakarta; Batara
Sari. Ruri Narulita SST. 2011. Konsep Kebidanan. Madiun. Graha Ilmu
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian
di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni:
1. Sejarah
perkembangan kebidanan di Belanda
a. Tahun 1980-an, bidan-bidan
banyak menghasilkan buku-buku dan video pengajaran yang dipublikasikan.
Bidan-bidan ingin mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan
mutu ketrampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”.
Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan.
b. Tahun 1990-an, pengakuan dikeluarkan pemerintah
untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun ini menjamin
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.
2. Pendidikan kebidanan
Di Belanda ada 3 institusi kebidanan, Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa
kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama
pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang
didalamnya tercantum nilai ujian.
3. Pelayanan
kebidanan meliputi: pelayanan atenatal, intrapartum, dan postpartum.
B.
KOMENTAR
Perkembangan
bidan di Belanda terjadi cukup pesat dan cepat. Hal ini dikarenakan dukungan
pemerintah Belanda sangat berperan dan ditambah dengan perkembangan IPTEK di Belanda
lebih unggul jika dibandingkan dengan Indonesia. Selain itu tidak hanya bidan
yang peduli pada kesehatan wanita baik wanita hamil ataupun tidak akan tetapi
perhatian pemerintah juga sangat berperan di Belanda ini, Sehingga pelayanan
kesehatan oleh bidan di Belanda lebih baik jika dibandingkan dengan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar