KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA GANGGUAN MENSTRUASI PADA Nn. R UMUR 19 TAHUN DENGAN
OLIGOMENORHEA PADA REMAJA”. Dari makalah ini semoga dapat
memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan tanggung jawab serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan
lama keluarnya darah haid berlangsung selama 2-8 hari. Tidak semua wanita
mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Kelainan pada siklus
menstruasi dapat berupa polimenorea, oligomenorea ataupun amenorea.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi remaja
tentang “Oligomenorea” pada usia remaja
b. Tujuan Khusus
1.
Mengetahui pengertian, penyebab dan cara pengobatan
oligomenorea
2. Mengetahui komplikasi yang terjadi
pada penderita oligomenorea
3. Mengetahui tentang oligomenorea yang
terjadi pada masa remaja
4. Menjelaskan salah satu kasus
oligomenorea dengan pembahasannya
C. Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan
oligomenorea?
2. Apa penyebab dan bagaimana cara
pengobatan oligomenorea?
3. Apakah komplikasi yang akan terjadi
pada penderita oligomenore?
4. Bagaimana oligomenorea yang terjadi
pada masa premenopause?
5. Bagaimana kasus oligomenorea yang
ada di masyarakat?
BAB
II
TINJAUAN
TEORY
A. Pengertian
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon
tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang,
sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid
pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena
kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga
timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari
biasanya Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena
kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur.
Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari.
Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita,
beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan
menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
B. Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan
dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti
kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik
seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada
wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium
polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari
kadar pada wanita normal. Oligomenorrhea
dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang
mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenorrhea
yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan
stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba
memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi
pada :
1. Gangguan indung telur,
misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)Ø
Stress dan depresi
2. Sakit kronik
3. Pasien dengan gangguan
makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
4. Penurunan berat badan
berlebihan
5. Olahraga berlebihan,
misal atlit
6. Adanya tumor yang
melepaskan estrogen
7. Adanya kelainan pada
struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
8. Penggunaan obat-obatan
tertentu, dsb.
C.
Gejala
Gejala
oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan
oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab,
wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.
Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
D.
Pengobatan
Pengobatan
oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea dengan
anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak
memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi
dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan
pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal pada pasien yang sudah
menikah. Pasien dengan sindrom ovarium polikistik juga sering diterapi dengan
hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan.
Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.
E.
Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan
adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga
dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk
bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
F.
Oligomenorea pada masa remaja
Oligomenore yang terjadi pada
remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus,
kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang
mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti makan, tidur dan
reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar
pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa reproduksi
wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga
akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
G. Penanganan
Pengobatan oligomenore tergantung
dengan penyebab, berikut uraiannya:
- Pada
oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati
menopouse tidak memerlukan terapi.
- Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan
nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
- Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk
memperbaiki ketidak seimbangan hormonal.
- Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi
mungkin diperlukan: Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon
estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti dengan operasi,
kemoterapi, dll
- Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan
akupuntur atau ramuan herbal.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
KASUS
Nn. R usia 19
tahun mengeluh jarang mendapat haid, haid datang 2 bulan sekali. Lamanya haid
kurang lebih 5 hari, tidak ada nyeri yang mengganggu saat haid. Nn. R
mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual.
ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN
MENSTRUASI PADA Nn. R UMUR 19 TAHUN DENGAN OLIGOMENORHEA PADA REMAJA
A.
SUBYEKTIF
a. Biodata
1.
Nama :Nn.
R
2. Umur :
19 th
3. Agama :
Islam
4. Suku/bangsa :
Jawa/indonesia
5. Pendidikan terakhir : SMA
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. No. Telp. : 085643322xxx
8. Alamat :
Jln. Gedongsongo, Ungaran
b.
Keluhan Utama
Nn. R merasa siklus dan lama
menstruasinya mulai tidak teratur, mengeluh jarang haid.
Haid selalu datang terlambat lamanya kurang lebih 5 hari.
c.
Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun Teratur/tidak : Teratur
Lama haid : 7 hari Disminorhoe : iya
Banyaknya : 2 x ganti pembalut Warna darah : Merah
Mulai menstruasi tidak
teratur
Umur : 18 tahun Teratur/tidak : tidak
Siklus
: 50 – 60 hari
Disminorhoe : iya
Lamanya
: 5 hari Ganti pembalut : 2x sehari, tidak penuh
d.
Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Diderita / Pernah Diderita
TBC :
Tidak pernah Peny. Ginjal : Tidak pernah
Malaria :
Tidak pernah
Diabetes
Mellitus : Tidak pernah
Hypertensi : Tidak
pernah Peny. Kelamin :
Tidak pernah
Peny. Jantung : Tidak pernah
AIDS : Tidak pernah
2. Riwayat Operasi Yang Pernah Dijalani
SC : Tidak pernah
Laparotomi : Tidak pernah
3. Riwayat Penyakit Keluarga / Keturunan
TBC :
Tidak ada Retardasi Mental :
Tidak ada
AIDS :
Tidak ada Kelainan Darah :
Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada Peny.
Kelamin : Tidak ada
DM :
Tidak ada Kelainan kongenital : Tidak ada
Hypertensi : Tidak ada Jantung :
Tidak ada
e. Data Kebiasaan Sehari-Hari
1. Nutrisi
Pola makan : 3
kali sehari
Minum : +
6 gelas perhari
Keluhan : Tidak
ada
Pantangan : Tidak
ada
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5 x sehari Frekuensi : 1
x sehari
Warna :
Kuning jernih Warna :
Kuning
Penyulit : Tidak ada Penyulit : Tidak ada
3. Istirahat dan tidur
Istirahat
Siang :
2 jam/ hari
Malam : 8
jam/ hari
Aktivitas : Kuliah
4. Personal Hygiene
Gosok
gigi : 2 x sehari
Mandi : 2 x sehari
Ganti
pakaian dalam : 3 x sehari
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
BB
: 47 kg
TB
: 154 cm
b. Tanda-tanda vital
Tekanan
darah
:110 / 70 mmHg
Nadi
: 84 ´/menit
Respirasi
: 22 ´/menit
Suhu
: 36 ºC
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
dan Leher
Hiperpigmentasi
: Tidak ada
Mata
: Conjungtiva tidak pucat, sklera
tdk ikterus
Mulut
: bersih, tidak ada karies, bibir tdk
pucat
Leher
: Tdk ada pembesaran
kelenjar
b. Payudara
Bentuk
: simetris
Puting susu
: menonjol
Massa/
Tumor
: tidak ada
C. ASSESMENT
Tanggal 24 April 2016
Jam 15.00 wib
a. Berikan penjelasan pada Nn. R
tentang hasil pemeriksaan.
b. Memberitahu penyebab Oligomenorea
c. Memberi KIE tentang cara menjaga
kebersihan daerah kewanitannya agar tetap bersih dan kering.
d. Beri dukungan moril pada Nn. R
sehubungan dengan kondisinya.
e. Beri penjelasan pada Nn. R agar
tidak menggaruk daerah kewanitaannya bila merasa gatal.
f. Memberitahu
Nn. R untuk melakukan pemeriksaan di RS untuk melakukan USG, memastikan bahwa
tidak ada kelainan pada rahim dan organ genitalianya
g. Mendokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Biodata (umur)
Nn.
R berumur 19 tahun, berdasarkan pada teori sebagian besar waniata pada tahun
ini ibu sudah mengalami menstruasi. Tapi pada kasus yang terjadi pada Nn. R , meraka
terkadang mengalami menstruasi dengan siklusnya yang tidak teratur.
2. Keluhan Utama
Nn. R merasa siklus dan lama menstruasinya mulai
tidak teratur, mengeluh jarang haid. Haid selalu datang
terlambat lamanya kurang lebih 5 hari. Dari keluhan Nn. R yang dikaitkan dengan umur
ibu tersebut berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas, Nn. R mengalami Oligomenorea
yaitu siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
perdarahan tetap sama..
3. Riwayat Haid
Nn. R mulai mengalami perpanjangan siklus
menstruasi yaitu yang tadinya 28 hari menjadi lebih dari 35 hari (50-60 hari).
Ibu mengalaminya mulai umur 18tahun. Berkaitan dengan hal ini berdasarkan teori
di atas Nn. R sedang mengalami oligomenorea yang merupakan siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
4. Riwayat penyakit
Berkaitan
dengan riwayat penyakit, Nn. R belumpernah menderita penyakit seperti Gangguan
indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada
struktur rahim atau serviks, dan Depresi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
oligomenorea yang dialami Nn. R bukan disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
telah disebutkan tersebut. Karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea
juga dapat muncul pada wanita yang menderita penyakit tersebut.
5. Pola pemenuhan nutrisi
Berdasarkan
pengkajian yang telah dilakukan, pemenuhan nutrisi Nn. R termasuk cukup baik.
Ibu makan 3X sehari dengan nasi, sayur dan lauk yang mencukupi kebutuhan.
Selain itu Nn. R juga sering mengonsumsi buah-buahan dan minum ibu sehari-hari
tercukupi dengan baik. Berkaitan dengan pola pemenuhan nutrisi ini, dapat
diketahui bahwa Nn. R tidak mengalami gangguan makan (anorexia nervosa,
bulimia), dan Nn. R juga tidak mengalami penurunan berat badan yang berlebih.
Hal ini dikaji karena oligomenorea pada wanita bisa terjadi pada wanita dengan
gangguan makan dan gangguan dalam pemenuhan nutrisi. Kemudian oligomenorea juga
bisa terjadi pada wanita yang mengalami penurunan berat badan berlebih akibat
diet ketat. Sehingga pada kasus ini dapat disimpulkan Nn. R mengalami
oligomenorea bukan disebabkan oleh gangguan makan, gangguan pemenuhan nutrisi
dan penurunan berat badan yang berlebih.
6. Pola aktivitas
Aktivitas
ibu tidak terlalu berat yaitu hanya kuliah setiap hari senin- sabtu. Istirahat Nn.
R juga tercukupi dengan baik. Pola aktivitas ini dikaji untuk mengetahui
seberapa berat aktivitas yang dilakukan. Hal ini perlu dikaji karena
oligomenorea juga dapat terjadi pada wanita dengan aktivitas yang berat,
misalnya atlit. Sehingga dari pola aktivitas ini dapat diketahui bahwa Nn. R
mengalami oligomenorea bukan karena aktivitas yang berat.
Dari seluruh pengakajian yang telah dilakukan diatas
dapat disimpulkan bahwa Nn. R mengalami oligomenorea karena dia memasuki masa 3
-5 tahun setalah menarche. Hal itu dapat dibuktikan dengan tidak ada indikasi
lain yang menyebabkan Nn. R mengalami oligomenorea, seperti :
1. Nn. R tidak menderita penyakit Sindrome
Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada struktur rahim atau serviks,
dan Depresi
2. Nn. R tidak mengalami
gangguan makan
3. Nn. R tidak melakukan
aktivitas berat seperti yang dilakukan oleh atlit
4. Nn.R tidak mengonsumsi
obat-obatan tertentu
Hal lain yang memperjelas bahwa Nn. R
memasuki masa 3-5 Tahun setelah Menarche Wanita yang mengalami oligomenorea
akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika
berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka
kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
B. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilakukan meliputi
:
1. Menjelaskan kepada ibu
tentang apa itu oligomenorea
Hal ini bertujuan agar ibu tidak
merasa khawatir pada kondisi yang dia alami. Dan menjelaskan bahwa oligomenorea
yang beliau alami adalah normal dialami pada usinya.
2. Menganjurkan kepada klien untuk tetap mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi
Hal
ini bertujuan agar ibu tidak mengalami penuruan berat badan. Karena apabila
penurunan berat badan yang berlebih akan memperparah oligomenorea pada ibu.
3. Menganjurkan klien untuk
periksa ke bidan
Apabila
ibu merasa terganggu dengan sindrom yang beliau alami tidak ada salahnya
apabila ibu memeriksakan kondisinya ke bidan agar dapat tertangani dengan baik
dan ibu juga bisa mendapat informasi yang lebih banyak tentang masa
premenopause dan menopause.
C. Implementasi
Hal
yang telah dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat adalah :
1.
Memberikan penjelasan
pada ibu tentang apa itu oligomenorea
2.
Memberikan penjelasan
sindrom menopause
3. Memberikan anjuran
kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar mengurangi efek dari sindrom
menopause
4. Menganjurkan ibu
makan-makanan yang bergizi, tercukupi karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral.
5.
Menganjurkan ibu
memeriksakan kondisinya pada bidan
D. Evaluasi
Evaluasi
yang dilakukan adalah bagaimana respon ibu terhadap hal-hal yang telah
disampaikan pada saat implementasi. Dari evaluasi didapat bahwa ibu mulai
sedikit mengerti tentang apa itu oligomenorea, ibu mengerti tentang sindrom
premenopause, terutama sindrom yang sudah beliau alami, ibu akan tetap
mengonsumsi pil KB setiap harinya, ibu belum mau memeriksakan kondisinya ke
bidan karena sindrom yang beliau alami tidak mengganggu aktivitasnya
sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
Gejala
oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan
oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab,
wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.
Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
B.
Saran
Petugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan masalah masalah reproduksi pada
remaja agar ketika wanita memasuki masa Menarche mereka tidak bingung atau
khawatir terhadap kondisi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.1981.Ginekologi.Bandung:Elstar
Offset
Jones.Derek
Llewellyn.1995.Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Manuaba.Ida Bagus Gde.1998.Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita “remaja” .Jakarta:Arcan
Prawirohardjo.Sarwono,dkk.2005.Ilmu
Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba.Ida Bagus
Gde.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana, Untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://diarykiranti.com/tag/oligomenore/